(Gunung Kulantung sebagai basis material Daur Pengetahuan Kampung, pengetahuan kelautan Orang-orang Lebak Selatan, Geostrategi dan Geoekonomi Orang Lebak selatan)
Gunung (G.) Kulantung, terletak di Selatan Kawasan Sanggabuana. Secara administrasi, G. Kulantung, termasuk kedalam wilayah Desa Mekarsari, Kecamatan Cihara – Lebak. Kampung disekitaran G. Kulantung, salah satuanya adalah Kampung Kadeper. Bagi Orang Kadeper dan sektarnya, G. Kulantung merupakan salah satu tempat penting dan dikeramatan. Selain itu, bagi Orang-orang di Selatan Lebak, khususnya Nelayan, G. Kulantung sangat penting keberadaannya.
Gunung Kulantung Bagi Nelayan di Selatan Lebak

Gambar Posisi G. Kulantung di Selatan Lebak (Google Earth)
Seringkali, sebuah tempat penting yang kemudian dikeramatkan oleh Orang-orang disekelilingnya, dikucilkan dengan “Sinisme” mistis dan lain sebagainya. Tidak terkecuali G. Kulantung oleh Sebagian kelompok yang merasa “Logis” dan paling bernalar tinggi. Padahal, “mistis” atau “Mistik” itu pengertian sederhananya adalah “rahasia” atau bisa disebut “sesuatu yang mengandung rahasia”. Menuduh “mistis” pada suatu tempat atau hal lainnya adalah tindakan tergesa-gesa, yang menggambarkan mandulnya logika, atau selemah-lemahnya nalar. Hal demikian itu, terjadi pula terhadap G. Kulantung. Seolah-olah, G. Kulantung diciptakan hanya sebagai bahan olok-olok Orang-orang yang merasa paling “logis” dan paling “Shaleh”. Seberapa pentingkah G. Kulantung bagi nelayan di Selatan Lebak?

Ilustrasi Gunung Kulantug sebagai alat Navigasi Nelayan (Google Earth)
Pentingnya G. Kulantung, bukan hanya sebagai penyumbang Oksigen, wilayah resapan atau bahkan penyumbang Karamah bagi kawasan disekitarnya. Karamahnya, lebih jauh lagi dirasakan oleh Orang-orang yang sedang bertaruh nyawa, yang sedang menangkap Ikan di wilayah Laut Samudera Hindia. Padahal, nelayan-nelayan tersebut, tidak tinggal Kampung Kadeper, atau Kampung sekitar G. Kulantung.
G. Kulantung, secara ketinggian dari muka laut, tidak setinggi Gn. Sanggabuana, yang memiliki ketinggian 1918 m di atas muka laut. Ketinggiannya, tidak mencapai 500 m, hanya 360 m di atas muka Laut. Namun, letak G. Kulantung, posisinya sangat terbuka dari berbagai sudut. Sehingga, puncak gunung ini, dijadikan patokan utama oleh para nelayan di Selatan Lebak ketika penangkap Ikan di Laut. Menurut cerita para nelayan di Selatan Lebak, G. Kulantung menjadi penanda seberapa jauh mereka berlayar di wilayah Laut Samudera Hindia. Kuncinya, jika puncak G. Kulantung tidak terlihat lagi ketika nelayan berlayar, berarti posisi para nelayan tersebut sudah berada diluar wilayah maritim Indonesia.
Untuk melihat, seberapa terbukanya G. Kulantung dari wilayah Laut Samudera Hindia, bisa dilihat pada gambar di atas. Bagi nelayan Selatan Lebak di masa lalu, keberadaan G. Kulantung sangat penting dalam keberlangsungan pencahariannya. Tanpa institusi pendidikan formal (sekolahan), orang-orang dimasalalu memiliki teknologi tersendiri untuk mengelola kehidupannya. Teknologi tersebut, dihasilkan dari alam itu sendiri, yang tidak kalah canggih dari sebuah mesin/robot, seperti GPS. Dengan berbekal panca indra dan alam sebagai objek diluar tubuh manusia, Orang-orang terdahulu mampu berdaya. Hari ini, kita orang-orang yang hidup dimasa sekarang, kalah mutahir oleh Orang-orang terdahulu. Tanpa sebuah alat, mesin/robot seperti GPS atau HP, panca indra kita tidak berkutik. Manusia moderen, memang manusia-manusia yang kaya akan segala ketergantungan! Tergantung pada barang-barang Amerika, China, Rusia, bahkan Israel. Tanpa barang-barang dari Negara tersebut, manusia Indonesia hanyalah bangkai yang bernyawa. Tidak memiliki kemandirian sama sekali!
Penulis : Ali Al-Fatih