Selasa, September 9, 2025
  • Home
  • Narasi
    • Artikel
    • Opini
    • Analisis
  • Puisi
  • Umum
    Doc. Dokumentasi Kegiatan Bimbel Gratis Mahasiswa KKM UNIBA di Desa Bojong Catang

    Gelar Kegiatan Bimbel Gratis, Mahasiswa KKM 66 UNIBA Ajak Weekend Anak – Anak Jadi Lebih Seru Dengan Belajar Sambil Bermain

    Perbandingan Konsep Negara menurut Ilmuwan Barat versus Ilmuwan Muslim : Thomas Hobbes versus Ibnu Khaldun

    Perbandingan Konsep Negara menurut Ilmuwan Barat versus Ilmuwan Muslim : Thomas Hobbes versus Ibnu Khaldun

  • Publikasi
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Narasi
    • Artikel
    • Opini
    • Analisis
  • Puisi
  • Umum
    Doc. Dokumentasi Kegiatan Bimbel Gratis Mahasiswa KKM UNIBA di Desa Bojong Catang

    Gelar Kegiatan Bimbel Gratis, Mahasiswa KKM 66 UNIBA Ajak Weekend Anak – Anak Jadi Lebih Seru Dengan Belajar Sambil Bermain

    Perbandingan Konsep Negara menurut Ilmuwan Barat versus Ilmuwan Muslim : Thomas Hobbes versus Ibnu Khaldun

    Perbandingan Konsep Negara menurut Ilmuwan Barat versus Ilmuwan Muslim : Thomas Hobbes versus Ibnu Khaldun

  • Publikasi
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suarasanggabuana
No Result
View All Result
Home Analisis

“Parung” : Di Balik Lezatnya Impun

Sanggabuana by Sanggabuana
Oktober 16, 2024
in Analisis
0
Parung : Di Balik Lezatnya Impun

Foto suarasanggabuana.org : Proses menangkap Impun dengan alat tradisional (Buwu) di Parung Dahu. Sungai Cihara, Juli 2023

4
SHARES
76
VIEWS
Share on FacebookShare on WhatsappShare on Telegram

Narasi – Analisis : “Parung” adalah keseharian, praktek hidup dan masadepan perut anak bini penangkap Impun

Mukaddimah

“Parung”, sebuah istilah sederhana, istilah Kampung mengenai jenis dan bentuk suatu aliran pada Sungai. Dahulu, istilah ini sering dituturkan oleh orang-orang di Kampung-Kampung. Seiring dengan pergesran mata pencaharian warga Kampung, pada “akses” yang lain, semakin sedikit Orang Kampung terlibat dengan Sungai untuk mencukupi kebutuhan hari-hari. Menyebabkan, istilah “parung” semakin asing. Bahkan, di Kampung itu sendiri. Sebagian kecil warga Kampung, masih menggantungkan hidup pada Sungai, hanya segelintir saja. Bagi orang-orang tersebut, “Parung” bukan hanya sebuah istilah. “Parung” adalah keseharian, praktek hidup dan masadepan perut anak bini penangkap Impun.

Bagi mayoritas warga Kampung hari ini, Sungai dijadikan pilihan terakhir pada musim kering. Dimana lembaran rupiah tak mampu menyulap dirinya yang kertas itu, menjadi se-ember Air di Kamar Mandi, atau se-gelas Air di dalam Teko. Karena, sulit Air atau karena mengontrol tabungan. Seperti yang terjadi dibeberapa Kampung di wilayah Selatan Lebak. Parung-parung akan ramai pada masa sulit Air.

Diluar musim kering, parung-parung kembali sepi. Menyisakan gemerincik air pada parung yang ringkik, desis angin yang menerpa pepohonan, kicau burung yang tak lagi berwarna dan gurauan penangkap Impun yang kian menyepi.

Parung?

Pada badan Daerah Aliran Sungai (DAS), “Parung” merupakan bagian/bidang dangkal (memiliki kemiringan tertentu) pada badan DAS, sebagai batas antara cekungan dalam badan DAS, atau disebut “Leuwui” Oleh Orang di Kampung-Kampung. Dicirikan dengan tonjolan material lepasan Krikil, brangkal, boulder – lapisan batuan pada permukaan air Sungai, sehingga menyebabkan riak gelombang, rincik air atau “Ngageureng”. Pada dasarnya, “Parung” salah satu aspek dalam hakikat Sungai, Kodrat Sungai. Sebab, setiap Sungai pasti memiliki “Parung”. Tiada Sungai yang tidak memiliki “Parung”. Itulah bunyi Kodratnya, sejak masa “Abrakadabra”.

Parung-parung Penting Di Hilir Sungai Cihara

Ada yang luput dalam benak kita semua, selepas menikmati betapa “peuleumnya”/enaknya Impun pada suapan terakhir setelah sarapan, “ngawadang” (makan siang), atau makan malam. Apa itu?. Yang terlupakan itu adalah, Parung-parung dimana Buwu-buwu dipasang, sehingga Impun bisa sampai dikerongkongan Manusia.

Foto suarasanggabuana.org : Alat tangkap Impun tradisional (Buwu), milik Pak Khotib, yang terpasang di Parung Dahu, pada saat proses menangkap Impun. Juli 2023

Barang siapa, yang pernah menukar Impun dengan kertas (Uang) di muara Cihara (jembatan dua), kemudian setelahnya, dapat menikmati lezatnya Impun. Wajib berterimakasih kepada Parung-parung serta pada si penangkap Impun. Perlu diingat, bahwa, Impun yang rasanya lezat itu, umumnya didapatkan dari Parung Dahu, Parung Kalam dan Parung Suwakan di Sungai Cihara. Ketiga Parung ini, terletak di hilir Sungai Cihara.

Pada bulan Juli Tahun 2023, ada 10 (sepuluh) Orang penangkap Impun tetap di Parung Dahu, Parung Kalam, Parung Suwakan yang rutin menangkap Impun, setiap musimnya dengan menggunakan Buwu. Semua penangkap Impun tersebut, seluruhnya adalah warga Kampung Cicatang. Setiap tahunnya, sejak Bulan Rajab – Muharram, hariannya beraktivitas dari Rumah ke Parung dan dari Parung Kerumah. Kecuali, ada keperluan lain yang amat mendesak. Setiap orang dari mereka terbagi kedalam wilayah tangkapnya masing-masing, tanpa rapat, meeting, atau pertemuan formal lainnya. Ini merupakan contoh kerukunan yang tidak kalah Pancasilaisnya dari manusia Pancasila lainnya. Atau, contoh kesalehan manusia religius yang tidak kalah “Agamais” dari manusia yang merasa paling beragama.

Di Parung Dahu, terdapat 5 Orang penangkap Impun tetap, yaitu; Adlani, Herman, Khotib, Muhalim dan Udi. Sedangkan di Parung Kalam, terdapat 3 Orang penangkap Impun Tetap, yaitu; Ata, Jae dan Rohani. Adapun, penangkap Impun tetap di Parung Suwakan ada 2 Orang, yaitu; Ahmad dan Sadun. Perlu diingat Kembali, semua penangkap Impun tersebut adalah warga Kampung Cicatang.

Foto suarasanggabuana.org : Para penangkap impun sedang melihat Impun masuk ke dalam Buwunya. Juli 2023

Menurut Pak Adlani (18 Juli 2023 – Selasa Malam), “penghasilan mereka semua, jika dirata-ratakan mencapai Rp. 1.000.000, setiap bulannya”. Berarti, dalam satu musim rata-rata penghasilan mereka dari hasil menangkap Impun adalah Rp. 7.000.000. Angka ini, masih jauh dari penghasilan mereka pada tahun 2016 ke belakang. Walaupun, penghasilannya mengalami peningkatan dari tahun 2017 hingga tahun 2022.

***

Refleksi : Parung Sebagai Pengetahuan

Adakah muncul Parung Dahu, Parung Kalam dan Parung Suwakan, pada setiap “Khayat” ketiaka kita menghayati proses melahap Impun. Atau memang, kita semua tidak pernah menghayati proses Makan. Sungguh, “Allahumma Barik Lana…” yang Cuma-cuma.

Foto suarasanggabuana.org : Impun hasil tangkapan Buwu yang sudah dijual ke pengepul (Bajong), sudah dibersihkan dan siap jual. Juli 2023

Tanpa Parung Dahu, Parung Kalam dan Parung Suwakan, Buwu tidak bisa dipasang. Tanpa Buwu di Parung-parung itu, Impun dari Sungai Cihara sedikit yang bisa ditangkap. Sebab, alat tangkap tradisional lain, tidak lebih banyak menghasilkan Impun dibandingkan Buwu, dengan kondisi Sungai Cihara seperti sekarang ini. Sebelum tahun 2000 an, mungkin bisa. Ketika, Kondisi Sungai Cihara belum mengalami pemburukan – tercemar.

Membahas Parung, mungkin terdengar tak menarik, boleh jadi dianggap kurang akademik, kurang keren, atau kurang sepadan dengan gelar di belakang nama. Terlepas dari itu semua, semoga pembahasan mengenai pengetahuan yang kampungan ini, tidak mengganggu kualitas akademik saudara.

Mengenai Parung-parung di Hilir Sungai Cihara; Parung Dahu, Parung Kalam dan Parung Suwakan, merupakan Tata Sungai Cihara, yang telah ada bersamaan dengan terbentuknya Sungai Cihara. Parung-parung ini, adalah bagian dari Sungai Cihara dalam Kodratnya.

Hubungan antara Orang Cicatang dan Parung-parung di atas, melahirkan “Tata Guna” hilir Sungai Cihara, yang Lahir dari Kodrat Sungai itu sendiri. Disini posisi Parung, disebelah sana adalah “Leuwi”, atau disana letak tanggul Sungai, dan lain sebagainya, misal. Istilah-istilah ini muncul, sesuai dengan pungsi-pungsi masing-masing di dalam Sungai, sebagai satu kesatuan yang utuh. Kemudian berkembang, menjadi “Tata Kelola” Impun, di hilir Sungai Cihara. Selanjutnya, melahirkan model atau pola “Prosumsi” (Produksi konsumsi) Orang-orang yang hidp di hilir Sungai Cihara, contohnya Orang Cicatang (penangkap Impun).

Apakah perkara “Parung” kurang strategis untuk dibahas? Persoalan “Parung”, tidak kalah strategis dibandingkan dengan membahas program PKH, yang secara tidak sadar dianggap sebagai solusi yang solutif, dalam agenda pemerintah mensejahtrakan rakyat Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seharusnya, memperjuangkan “keberlangsungan” Parung-parung di hilir Sungai Cihara atau seluruh Parung-parung di sekujur Sungai Cihara, lebih “Politis” dibanding dengan membahas persoalan “Komunis”. Sebab, di Parung-parung inilah, Perut seluruh anggota keluarga Penangkap Impun digantungkan. Solusi, kesejahteraan bagi Penangkpa Impun bahkan Orang-orang selainnya, adalah kondisi Parung-parung di Sungai Cihara.

Penulis : Ali Al-Fatih

Tags: commonsEkonomigobi amphidromousikankrisis ekologiorang kampungruang hidupsungai
Previous Post

Festival Santri Lebak Tahun 2024 : Ada “Wali” di Tengah Santri dan TNI

Next Post

USAHA MIKRO DAN KECIL MEMANG DIBIARKAN GUREM

Next Post
USAHA MIKRO DAN KECIL MEMANG DIBIARKAN GUREM

USAHA MIKRO DAN KECIL MEMANG DIBIARKAN GUREM

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Stay Connected test

  • 23.9k Followers
  • 99 Subscribers
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pangauban Sanggabuana : Ruang Hidup Sanggabuana

“Pangauban Sanggabuana” : Ruang Hidup Sanggabuana

Oktober 11, 2024
Festival Santri Lebak 2024

Festival Santri Lebak Tahun 2024 : Ada “Wali” di Tengah Santri dan TNI

Oktober 15, 2024
Catatan Album Kegiatan : Syawalan Gen-Z Cilangkahan

Catatan Album Kegiatan : Syawalan Gen-Z Cilangkahan (Pegiat Muda Cilangkahan)

April 11, 2025
Foto - KTLV Leiden University Liberaries (digitalcollections.universiteitleiden.nl) : Inheemse zeilboten bij Laboehan aan de Westkust van Bantam, Th.1872 (Perahu layar pribumi di Labuan di Pantai Barat Banten, Tahun 1872)

Keruntuhan dan Luruh Luluhnya Laut Ku : Banten dan Sebuah Album, 1872 – 1937 Masehi

November 1, 2024
“Etika” : Ekologi Vs Sosial Ekonomi (Lebak)

“Etika” : Ekologi Vs Sosial Ekonomi (Lebak)

0
Halaman Rumah Indonesia : Geopolitik dan Geoekonomi Indonesia

Halaman Rumah Indonesia : Mengenai Geopolitik dan Geoekonomi Indonesia

0
(Giat pemasangan lampu, untuk penerangan dibeberapa titik jalan utama Kelurahan Sukajaya)

Mahasiswa Uniba (Kelompok 06) Terangi Kelurahan Sukajaya

0
Peta Kontur Pegunungan Mandala Wangi

GUNUNG MANDALA WANGI, IMPLEMENTASI KE-MANDALA-AN

0
Doc. Tim Kreatif Suarasanggabuana

Hirup Pikuk Menjelang Merdeka: Refleksi Sejarah bagi Generasi Muda

Agustus 17, 2025
KKM 65 Uniba Edukasi Menyikat Gigi yang Benar di PAUD Nur Hidayah

KKM 65 Uniba Edukasi Menyikat Gigi yang Benar di PAUD Nur Hidayah

Agustus 15, 2025
KKM 65 Uniba Sosialisasikan Pemanfaatan Eco-Enzyme

KKM 65 Uniba Sosialisasikan Pemanfaatan Eco-Enzyme

Agustus 15, 2025
Dok. Istimewa

KKM 65 UNIBA Adakan Layanan Sosial Pendaftaran KWH Listrik untuk Warga Pra-Sejahtera di Desa Mekarsari

Agustus 15, 2025

Recent News

Doc. Tim Kreatif Suarasanggabuana

Hirup Pikuk Menjelang Merdeka: Refleksi Sejarah bagi Generasi Muda

Agustus 17, 2025
KKM 65 Uniba Edukasi Menyikat Gigi yang Benar di PAUD Nur Hidayah

KKM 65 Uniba Edukasi Menyikat Gigi yang Benar di PAUD Nur Hidayah

Agustus 15, 2025
KKM 65 Uniba Sosialisasikan Pemanfaatan Eco-Enzyme

KKM 65 Uniba Sosialisasikan Pemanfaatan Eco-Enzyme

Agustus 15, 2025
Dok. Istimewa

KKM 65 UNIBA Adakan Layanan Sosial Pendaftaran KWH Listrik untuk Warga Pra-Sejahtera di Desa Mekarsari

Agustus 15, 2025

Follow Us

Browse by Category

  • Analisis
  • Artikel
  • Cerita
  • KKM UNIBA
  • News
  • Opini
  • Publikasi
  • Repostase Kampung
  • Riset
  • Tadarus Buku
  • Uncategorized

Recent News

Doc. Tim Kreatif Suarasanggabuana

Hirup Pikuk Menjelang Merdeka: Refleksi Sejarah bagi Generasi Muda

Agustus 17, 2025
KKM 65 Uniba Edukasi Menyikat Gigi yang Benar di PAUD Nur Hidayah

KKM 65 Uniba Edukasi Menyikat Gigi yang Benar di PAUD Nur Hidayah

Agustus 15, 2025
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Terms & Conditions
  • Contact

© 2024 Suarasanggabuana - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Home
  • Narasi
    • Artikel
    • Opini
  • Puisi
  • Umum
  • Publikasi
  • Kirim Tulisan

© 2024 Suarasanggabuana - All Rights Reserved.