Selasa, September 9, 2025
  • Home
  • Narasi
    • Artikel
    • Opini
    • Analisis
  • Puisi
  • Umum
    Doc. Dokumentasi Kegiatan Bimbel Gratis Mahasiswa KKM UNIBA di Desa Bojong Catang

    Gelar Kegiatan Bimbel Gratis, Mahasiswa KKM 66 UNIBA Ajak Weekend Anak – Anak Jadi Lebih Seru Dengan Belajar Sambil Bermain

    Perbandingan Konsep Negara menurut Ilmuwan Barat versus Ilmuwan Muslim : Thomas Hobbes versus Ibnu Khaldun

    Perbandingan Konsep Negara menurut Ilmuwan Barat versus Ilmuwan Muslim : Thomas Hobbes versus Ibnu Khaldun

  • Publikasi
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Narasi
    • Artikel
    • Opini
    • Analisis
  • Puisi
  • Umum
    Doc. Dokumentasi Kegiatan Bimbel Gratis Mahasiswa KKM UNIBA di Desa Bojong Catang

    Gelar Kegiatan Bimbel Gratis, Mahasiswa KKM 66 UNIBA Ajak Weekend Anak – Anak Jadi Lebih Seru Dengan Belajar Sambil Bermain

    Perbandingan Konsep Negara menurut Ilmuwan Barat versus Ilmuwan Muslim : Thomas Hobbes versus Ibnu Khaldun

    Perbandingan Konsep Negara menurut Ilmuwan Barat versus Ilmuwan Muslim : Thomas Hobbes versus Ibnu Khaldun

  • Publikasi
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suarasanggabuana
No Result
View All Result
Home Analisis

Kepercayaan Diriku Telah Dibunuh : Matinya Pengetahuan ‘Asli’ (Lokal)

Sanggabuana by Sanggabuana
November 2, 2024
in Analisis
0
Kepercayaan Diriku Telah Dibunuh : Matinya Pengetahuan ‘Asli’ (Lokal)

Foto KTLV-Leiden University Liberaries (digitalcollections.universiteitleiden.nl) : Sekolah Menengah Pertanian. Buitenzorg (Bogor), 1915

5
SHARES
101
VIEWS
Share on FacebookShare on WhatsappShare on Telegram

Narasi-Analisis : Penulis, Ali Al-Fatih

Dahulu, Orang Kampung menandai akan segera tibanya hujan dengan melihat Bongborosan (tunas-tunas pohon, seperti pohon Lengkuas, Jahe dan sejenisnya). Atau dengan pengetahuan perbintangan yang diajarkan secara turun temurun. Seperti, menandai posisi bintang Kerti/Kereti (pola bintang tertentu, yang akan kita ulas nanti). Selain itu, masih banyak hal-hal lainnya.

Foto KTLV-Leiden University Liberaries (digitalcollections.universiteitleiden.nl) : Sawah dengan bajak di Buitenzorg (Bogor), 1920/1930

Dalam hal ini, kami menyebut hal di atas sebagai unit-unit pengetahuan. Selain hal di atas, masih banyak unit pengetahuan lainnya, pada aspek pengelolaan bahkan tata ruang. Seperti wilayah Tutupan, Titipan dan Garapan, yang merupakan unit pengetahuan dalam aspek penataan ruang Kampung. Atau, penentuan wilayah kunci, seperti Gunung Kulantung sebagai basis material Navigasi Nelayan di Selatan Lebak.

Hal di atas, pernah hidup dimasa lalu, sebagai tradisi pengetahuan, pegangan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga nenek moyang dapat bertahan dan mempertahankan diri, hingga anak cucunya (kita) ada sampai sekarang ini. Tentu, keberadaan generasi saat ini, tak dapat diceraikan dari segala sesuatu yang pernah ada dan hidup dimasa lalu, tatkala generasi awal memulainya untuk pertama kali.

Namun, digenerasi sekarang apa yang masih ‘memungkinkan’ dari ‘warisan’ (kebudayaan lokal) masa lalu, tak lagi dipercaya – sebagai pengetahuan. Seperti telah dikatakan sebelumnya, bahwa keberadaan generasi saat ini tak dapat diceraikan dari segala yang pernah terjadi dimasa lalu. Tentu, ada momentum krusial yang menyebabkan keterasingan pengetahuan ‘asli’ (lokal) terutama pada generasi sekarang ini.

Kami, sadar bahwa tidak semua yang ‘asli’ (lokal) itu baik. Pun juga, tidak menganggap segala pengaruh yang datang dari luar seluruhnya buruk. Namun, kami prihatin jika hal-hal (pengetahuan) baik dari sesuatu yang ‘asli’, mesti tereliminasi oleh sesuatu yang ‘datang’, akibat kurang jeliannya memilah dan memilih sesuatu yang datang tersebut. Pada akhirnya, eliminasi nyata terjadi, dengan menganggap segala sesuatu tentang masa lalu merupakan sesuatu yang kelenik secara serampangan.

Sekilas Mengenai Matinya Pengetahuan ‘Asli’

Diterangkan bahawa, di masa silam, kerajaan-kerajaan di Nusantara begitu tersohor ke belahan bumi lainnya. Pada bidang militer, ekonomi – perdagangan, hingga pengetahuan. Cukuplah kiranya, bahwa di negeri ini dahulu pernah ada suatu perdaban yang cukup mapan. Hal tersebut, tentu tidak dapat diceraikan dari pengetahuan yang hidup pada masa itu. Boleh juga kiranya kita menduga, bahwa sisa-sisa, serpihan pengetahuan-pengetahuan pada masa itu, salah duanya adalah hal-hal yang telah kita ulas di atas.

Babak awal matinya pengetahuan ‘asli’ Nusantara, berawal dari tunggang-langgangnya kerajaan-kerajaan setelah mengalami dinamika peperangan dengan Kolonial Belanda.

Setelah itu, Kolonial Belanda, mencengkramkan kekuasaannya lebih dalam, melalui lajur pengetahuan. Untuk melanggengkan penjajahan. “Selain ekspedisi militer dan politik, salah satu corak perluasan imperialisme adalah penjelajahan ilmuwan dan teknisi dari pusat-pusat keilmuan di Negara-negara induk ke kawasan jajahan (dan bukan jajahan)”, (Karlina Supelli, 2012).

Foto KTLV-Leiden University Liberaries (digitalcollections.universiteitleiden.nl) : Sekolah Buitenzorg di Buitenzorg (Bogor), 1925

Selanjutnya, tahapan Kolonial Belanda mencerabut pengetahuan ‘asli’ Nusantara. Pencerabutan ini, di ulas oleh Karlina Supeli sebagai “perembesan pengetahuan”, yang selanjutnya dibagi menjadi tiga fasa, Fasa Kontak, Fasa “ilmu kolonial”, dan Fasa Kemerdekaan. Ulasan tersebut, sederhananya demikian:

Fasa Kontak (abad ke 17 dan ke 18) – Berupa ekspedisi ilmuan, dan penjelajah amatir – misionaris yang datang ke Negara jajahan, lalu pulang membawa tumpukan data mentah. Observasi dilakukan demi kepentingan Kolonial. Mengawalinya pada bidang ilmu botani, zologi, geografi, geologi, metalurgi, navigasi, etnografi dan penyakit-penyakit tropis.

Fasa “ilmu kolonial” (awal abad ke 19 sampai menjelang kemerdekaan) – Di kawasan jajahan didirikan lembaga-lembaga keilmuan (lembaga penelitian – sekolah) dan komonitas keilmuan (perhimpunan-perhimpunan pelajar), demi menancapkan otoritas keilmuan di Negara induk/kolonial. Semua intelektual begri jajahan dan penelitian-penelitian lanjutan dikontrol oleh Negara induk/kolonial.

Fasa Kemerdekaan (menjelang kemerdekaan sampai sekarang) – Fasa ke dua, menyediakan benih tradisi “ilmu independen” yang menggilas ilmu ‘lokal’ – tradisi keilmuan ‘lokal’ sesudah kemerdekaan. Tradisi ini, sedikit banyak menyumbang pengaruh terhadap pengetahuan elit pejuang kemerdekaan. Namun, pada sisi yang lain, melahirkan ego pengetahuan – membenturkan berbagai kalangan. Selanjutnya, mengganggu tumbuh kembangnya ilmu pengetahuan paska kemerdekaan, mengeliminasi tradisi pengetahuan ‘lokal’ yang tak sedikit mengandung pengetahuan-pengetahuan otentik yang memungkinkan untuk dijadikan pegangan – dikembangkan.

Pemberadaban : Kolonialisme Membunuh Kepercayaan Diri

Penelitian-penelitian yang dilakukan Kolonial Belanda, berhasil mendokumentasikan segala pengetahuan ‘asli’ Nusantara. Selanjutnya, Kolonial Belanda menyelenggarakan misi pemberadaban. Misi itu, menanamkan bahwa setiap Orang yang tidak menganut pengetahuan yang berasal dari Belanda, dianggap tidak beradab.

Misi tersebut, merupakan agenda politis yang membalik pengetahuan ‘asli’ Nusantara ke balik dinding gelap, ke balik kabut waktu tempat dimana rasa percaya diri telah terbunuh. “Unsur politis … adalah kecerdikan pemerintah kolonial dalam memanfaatkan keberhasilan penelitian murni … untuk mensahihkan keberlanjutan kolonialisme dengan bertopang misi pemberadaban”, (Karlina Supelli, 2012). Misi pemberadaban, berhasil menumbuhkan rasa ingin beradab. Namun, berhasil menghabisi segala keaslian, membunuh rasa percaya diri.

Referensi :

Karlina Supelli, 2012. “MALUNYA JADI ORANG INDONESIA”. Berburu Nalar di Bawah Bayang-bayang Hasrat

Tags: belandacommonspascakolonialPengetahuan LokalsejarahStudi pascakolonial
Previous Post

MASALAH MENDASAR KOPERASI INDONESIA BUKAN DIGITALISASI

Next Post

SHARES OF STATE-OWNED ENTERPRISES FOR THE PEOPLE SO AS NOT TO DAMAGE THE ENVIRONMENT

Next Post
SHARES OF STATE-OWNED ENTERPRISES FOR THE PEOPLE SO AS NOT TO DAMAGE THE ENVIRONMENT

SHARES OF STATE-OWNED ENTERPRISES FOR THE PEOPLE SO AS NOT TO DAMAGE THE ENVIRONMENT

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Stay Connected test

  • 23.9k Followers
  • 99 Subscribers
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pangauban Sanggabuana : Ruang Hidup Sanggabuana

“Pangauban Sanggabuana” : Ruang Hidup Sanggabuana

Oktober 11, 2024
Festival Santri Lebak 2024

Festival Santri Lebak Tahun 2024 : Ada “Wali” di Tengah Santri dan TNI

Oktober 15, 2024
Catatan Album Kegiatan : Syawalan Gen-Z Cilangkahan

Catatan Album Kegiatan : Syawalan Gen-Z Cilangkahan (Pegiat Muda Cilangkahan)

April 11, 2025
Foto - KTLV Leiden University Liberaries (digitalcollections.universiteitleiden.nl) : Inheemse zeilboten bij Laboehan aan de Westkust van Bantam, Th.1872 (Perahu layar pribumi di Labuan di Pantai Barat Banten, Tahun 1872)

Keruntuhan dan Luruh Luluhnya Laut Ku : Banten dan Sebuah Album, 1872 – 1937 Masehi

November 1, 2024
“Etika” : Ekologi Vs Sosial Ekonomi (Lebak)

“Etika” : Ekologi Vs Sosial Ekonomi (Lebak)

0
Halaman Rumah Indonesia : Geopolitik dan Geoekonomi Indonesia

Halaman Rumah Indonesia : Mengenai Geopolitik dan Geoekonomi Indonesia

0
(Giat pemasangan lampu, untuk penerangan dibeberapa titik jalan utama Kelurahan Sukajaya)

Mahasiswa Uniba (Kelompok 06) Terangi Kelurahan Sukajaya

0
Peta Kontur Pegunungan Mandala Wangi

GUNUNG MANDALA WANGI, IMPLEMENTASI KE-MANDALA-AN

0
Doc. Tim Kreatif Suarasanggabuana

Hirup Pikuk Menjelang Merdeka: Refleksi Sejarah bagi Generasi Muda

Agustus 17, 2025
KKM 65 Uniba Edukasi Menyikat Gigi yang Benar di PAUD Nur Hidayah

KKM 65 Uniba Edukasi Menyikat Gigi yang Benar di PAUD Nur Hidayah

Agustus 15, 2025
KKM 65 Uniba Sosialisasikan Pemanfaatan Eco-Enzyme

KKM 65 Uniba Sosialisasikan Pemanfaatan Eco-Enzyme

Agustus 15, 2025
Dok. Istimewa

KKM 65 UNIBA Adakan Layanan Sosial Pendaftaran KWH Listrik untuk Warga Pra-Sejahtera di Desa Mekarsari

Agustus 15, 2025

Recent News

Doc. Tim Kreatif Suarasanggabuana

Hirup Pikuk Menjelang Merdeka: Refleksi Sejarah bagi Generasi Muda

Agustus 17, 2025
KKM 65 Uniba Edukasi Menyikat Gigi yang Benar di PAUD Nur Hidayah

KKM 65 Uniba Edukasi Menyikat Gigi yang Benar di PAUD Nur Hidayah

Agustus 15, 2025
KKM 65 Uniba Sosialisasikan Pemanfaatan Eco-Enzyme

KKM 65 Uniba Sosialisasikan Pemanfaatan Eco-Enzyme

Agustus 15, 2025
Dok. Istimewa

KKM 65 UNIBA Adakan Layanan Sosial Pendaftaran KWH Listrik untuk Warga Pra-Sejahtera di Desa Mekarsari

Agustus 15, 2025

Follow Us

Browse by Category

  • Analisis
  • Artikel
  • Cerita
  • KKM UNIBA
  • News
  • Opini
  • Publikasi
  • Repostase Kampung
  • Riset
  • Tadarus Buku
  • Uncategorized

Recent News

Doc. Tim Kreatif Suarasanggabuana

Hirup Pikuk Menjelang Merdeka: Refleksi Sejarah bagi Generasi Muda

Agustus 17, 2025
KKM 65 Uniba Edukasi Menyikat Gigi yang Benar di PAUD Nur Hidayah

KKM 65 Uniba Edukasi Menyikat Gigi yang Benar di PAUD Nur Hidayah

Agustus 15, 2025
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Terms & Conditions
  • Contact

© 2024 Suarasanggabuana - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Home
  • Narasi
    • Artikel
    • Opini
  • Puisi
  • Umum
  • Publikasi
  • Kirim Tulisan

© 2024 Suarasanggabuana - All Rights Reserved.