Pertemuanku dengan Ellena 2016 tak berkepanjangan di hari-hari berikut, selepas perjumpaanku dengannya di Kopi Koboi. aku tidak pernah bertemu lagi dengan Ellena, hampir menginjak 4 tahun.
Menginjak Tahun ketiga, aku sesekali mengamatinya melalui media sosial. Walau saat itu ia sudah mempunyai kekasih, tapi harapku tak lebih, karena ia sering mondar-mandir di dunia maya, karenanya aku semakin penasaran.
Sekira tahun 2019-2020, aku aktif berorganisasi di Bandung. Kala itu aku tak punya cinta selain Ibu dan Bapaku, serta keluargaku. Selain di organisasi, aku juga sedang menyelesaikan tesis untuk sekolah pascasarjanaku.
Dibulan Maret 2019, aku pulang ke kampung halaman untuk melakukan penelitian dalam waktu yang lama. Sebab, waktu itu aku asik belajar menanam sengon. Walau jurusanku ilmu politik
Menjelang Tahun 2020, aku kembali ke Bandung untuk kembali menyelesaikan tugas akhir tadi. Sejak dari Bayah, sudah ada tiga perempuan yang akan aku jumpai di Bandung. Tetapi, semesta membawaku lebih cepat bertemu kembali dengan Ellena.
Berawal mengirim pesan melalui media sosial, akhirnya dapat juga nomor Whatshap-nya. Kita berkabar melalui WA Ellena kala itu sejak menyelesaikan skripsi.
Gaya ku mendekati perempuan, selalu saja kebetulan ada soal yang musti dibantu.
Dengan segenap tenaga dalam yang ada, aku berusaha membantu menyelesaikan skripsi Ellena, walau berbeda jurusan, aku mempunyai banyak akal. Sing penting terus komunikasi dengan Ellena..
Sesampainya di Bandung, kala itu markas tempatku berkumpul di Bandung di jalan Sultan Agung Tirtayasa (sultan termahsyur kesultanan Banten). Di Nana Café, aku banyak bertemu dengan berbagai macam karakter manusia, yang juga sama-sama belajar tentang banyak hal.
Sekira pukul 8 malam, aku mengirim pesan kepada Ellena (waktu itu malam minggu). Aku bertanya kepadanya, tentang rencana malam itu, ia menjawab akan menghabiskan malam di Upst*r.
Sejak beberap Tahun silam, aku jarang sekali main ke BAR. Walau untuk minum Bir, itu sudah kutinggalkan sejak gagal kuliah jalur beasiswa. Jadi aku tak tau, perkembangan dunia malam di Bandung masa itu.
Upstair adalah BAR di Jalan Trunojoyo (pusat Fashion di Kota Bandung), yang tidak jauh dari tempat aku belajar. Sekira pukul 10 malam, aku memutuskan ke BAR itu dengan Bang Oz dan manager sebuah Café. Kami tiba di sana pukul 10 lebih 15 menit menggunakan Scoopy putih, kuda liar menemani aku di Bandung.
Kala itu aku tidak memberi kabar pada Ellena, seperti biasa, aku ingin memperhatikannya di kejauhan. Aku ingin mengetahui Ia, tanpa ia harus tau.
BAR berada dilantai 2, seperti biasa. Tak ada BAR yang lampunya terang benderang seperit Café, Mall, dan lain-lain. Itu adalah kali pertamaku sejak 3 tahun yang silam memasuki kembali gemerlap malam.
Bandung Ga Tidur .. (istilah pas rajin-rajinnya main ke BAR)
Setelah melewati Lorong yang panjang nan gelap, tibalah aku di pintu masuk BAR. Seperti biasa cek suhu badan, dan meragap tubuhku.
Sesampai di sana, aku duduk di paling belakang. Persis diatas Sound System, berisik memang..
Aku bersampingan dengan Bang Oz, sambil tertawa menikmati malam yang berisik itu. Dulu musiknya remix, sekarang BAR di Bandung diwarnai musik rock, Pop, sesekali Remix.
Aku duduk sekira 10 meter dari panggung utama, ada yang duduk di Sofa, disampingnya ada kursi-kursi kecil sepaket dengan meja. Cukup untuk lima orang saja..
Ada yang memesan BIR toweran, teko, ada juga pletokan idaman para perempuan, yang rasanya tak begitu pait..
Lagu yang dimainkan cenderung pop Tahun 2000an, lagu besutan Dewa 19 sering dimainkan, sontak para pengunjung ikut bernyanyi dengan lantang dan tanpa beban.
Tidak lama aku mengobrol dengan Bang Oz, aku mengarahkan pandangan ke kiri dan kanan. Mencari-cari Ellena, lalu lalang orang tergopoh-gopoh masuk toilet, ada yang muntah, ada juga yang asik mengobrol.
Aku percaya, orang di BAR kadang bisa melepaskan seluruh penatnya. Mau itu soal kuliah, hidup, rumah tangga, dan lainnya.
Sekira 5 meter dari tempat duduk-ku, aku melihat perempuan tinggi semampai. Bajunya agak seksi, asik mengobrol dengan teman-temannya.. terbahak-bahak
Kala itu aku sedang chatingan dengan Ellena, sesakali menebak lagu yang dimainkan oleh Band di BAR itu. Tebakan lagu ku selalu benar, dan Ellena mulai curiga ..
Walau jarak kita sungguh dekat, Ellena tidak mudah mengenali ku. Maklum, sudah hampir 4 Tahun kita tidak ketemu. Badan ku sudah rada gemuk, Ellena juga demikian. Cuman sekarang rada lebih cerah aja kulitnya haha
Ia beberapa kali melihat kiri dan kanan, tapi tak diketemuinya aku. Walau dalam chatingan kita, Ellena sudah mulai curiga aku berada di BAR itu, karena tebakan lagu ku selalu benar 3 kali berturut-turut.
Selang beberapa lama, dia melihat ke belakang dan didapati aku, Si Arjuna dari pedalaman Banten bagian selatan yang akan membuatnya jatuh berkali-kali pada kedalaman cinta haha
Mata kita bertegur sapa, sambil tertawa aku melihatnya lebih tajam. Dia pun demikian
Ellena: Kak Adhi .. begitu kata dia
Aku: iya, kataku dikejauhan …
Ellena mendekat, polosnya aku. Menepuk pantat Ellena, kamu semok sekarang. Sambil ketawa terbahak-bahak …
Ellena: Kak Adhi apa kabar?
Aku: Baik, jawabku. kamu gimana kabarnya?
Ellena: dia menjawab, Baik..
Ellena: Kak Adhi kok Sekarang gemukan sih, dulu kan kurus ..
Aku: Aku sudah sedikit insaf, jadi alhamdulilah badanku juga gemuk haha sambil bercanda jawabku
Kita berbincang tidak lama, tapi aku memberi isyarat untuk bertemu lagi selepas dari BAR itu selesai. Melalui Chat WA, tidak lama aku pamit pulang duluan ..
Sekira pukul 12 malam, aku jemput dia depan BAR itu. Kita terbahak sepanjang jalan, tak menyangka akan ketemu lagi setelah 4 tahun silam ..
Aku memutuskan untuk membawanya ke Dago, daerah Bandung rada atas. Sengaja ke daerah dingin, maklum sudah setahun lebih aku tak dipeluk Wanita haha
lanjut besok lagi ya hi-hi-hi
Penulis adalah Adipati Kahlila Deba (Kolumnis Suara Sanggabuana)
