Gunung Mandala Wangi
Gunung Mandala Wangi, berdiri kekar di sisi Timur Bandung Raya. Menjadi gerbang administrasi wilayah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. Sisi Utara termasuk ke wilayah Kecamatan Nagreg (Kab. Bandung), sisi Barat ke wilayah Kecamatan Cikancung (Kab. Bandung) dan sisi Selatan dan Timur termasuk ke wilayah Kecamatan Kadungora (Kab. Garut). Di peta Rupa Bumi (RBI), Puncak tertinggi Gunung Mandala Wangi berada di ketinggian 1640 Mdpl.
Sekitar abad ke-6 sampai 7 Masehi, di dekat Gunung Mandala Wangi, kini wilayah Nagreg, Kab. Bandung, pernah berdiri kerajaan bernama Kendan (Pendahulu Kerajaan Galuh). Artinya, di masa lampau, di wilayah ini menjadi pusat peradaban.
Nama ‘Nagreg’ itu sendiri memiliki beberapa arti. Dalam beberapa tulisan, disebutkan bahwa Nagreg berasal dari kata Ngaregreg yang memiliki arti berbaris. Namun, dalam konsep kebudayaan, ‘Nagreg’ identik dengan penyematan nama atau istilah ‘Nagara’.
Mandala
Kata ‘Mandala’ dapat diartikan sebagai tempat yang memiliki peran penting untuk kehidupan. Saat ‘Mandala’ tersemat pada sebuah tempat atau bahkan Gunung, artinya tempat atau Gunung tersebut memiliki peran penting (dalam konteks peran dan fungsi alam), disucikan/sakral dan memiliki pengaruh, dampak dan sesuatu yang memiliki nilai dalam konsep bernegara, sebagaimana Gunung berperan sebagai tetengger (ciri) ‘Nagara’.
Konsep Ke-mandala-an, tentunya perlu memiliki perhatian khusus bukan hanya pada kajian sejarah semata. Melainkan juga agar nilai luhung sejarah itu terimplementasi untuk kehidupan hari ini, esok dan seterusnya agar ‘Lestari’ bukan sebatas jargon semata.
Penulis : V Jey Seftiya Permana