Sabtu, Juli 19, 2025
  • Home
  • Narasi
    • Artikel
    • Opini
    • Analisis
  • Puisi
  • Umum
    Perbandingan Konsep Negara menurut Ilmuwan Barat versus Ilmuwan Muslim : Thomas Hobbes versus Ibnu Khaldun

    Perbandingan Konsep Negara menurut Ilmuwan Barat versus Ilmuwan Muslim : Thomas Hobbes versus Ibnu Khaldun

  • Publikasi
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Narasi
    • Artikel
    • Opini
    • Analisis
  • Puisi
  • Umum
    Perbandingan Konsep Negara menurut Ilmuwan Barat versus Ilmuwan Muslim : Thomas Hobbes versus Ibnu Khaldun

    Perbandingan Konsep Negara menurut Ilmuwan Barat versus Ilmuwan Muslim : Thomas Hobbes versus Ibnu Khaldun

  • Publikasi
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suarasanggabuana
No Result
View All Result
Home Cerita

Keruntuhan dan Luruh Luluhnya Laut Ku : Banten dan Sebuah Album, 1872 – 1937 Masehi

Sanggabuana by Sanggabuana
November 1, 2024
in Cerita
0
Foto - KTLV Leiden University Liberaries (digitalcollections.universiteitleiden.nl) : Inheemse zeilboten bij Laboehan aan de Westkust van Bantam, Th.1872 (Perahu layar pribumi di Labuan di Pantai Barat Banten, Tahun 1872)

Foto - KTLV Leiden University Liberaries : Inheemse zeilboten bij Laboehan aan de Westkust van Bantam, Th.1872 (Perahu layar pribumi di Labuan di Pantai Barat Banten, Tahun 1872)

10
SHARES
190
VIEWS
Share on FacebookShare on WhatsappShare on Telegram

Penulis : Ali Al-Fatih

Mukaddimah

Diterangkan dalam berbagai sumber, bahwa, Banten dimasa lalu, merupakan sebuah wilayah penting. Baik pada masa kejayaan Kerajaan Sunda, Kesultanan Banten, bahkan pada masa Kolonial Belanda. Letaknya yang strategis, menjadikan Banten sebagai wilayah kunci, melintasi keruntuhan demi keruntuhan, saksi silih bergantinya penguasa ke penguasa, hingga hari ini. Kejayaan hingga kekalahan, pernah dialami Banten.(*)

Pada masa Kolonial belanda, bahkan pada masa sebelumnya, Banten merupakan titik sentral dari segal hal, segala aktivitas, bersama dengan wilayah penting lainnya, di Pulau Jawa dan Pulau-pulau lainnya. Keterbatasan teknologi, menjadikan Laut sebagai media transportasi utama, tolak ukur sebuah pertumbuhan. Menyisakan kisah dan kebudayaan, material hingga non-material pada masa kini.

Jejak-jejak : Album Foto 1872 – 1937 Masehi

Foto – KTLV Leiden University Liberaries (digitalcollections.universiteitleiden.nl) : Inheemse zeilboten bij Laboehan aan de Westkust van Bantam, Th.1927 (Perahu layar pribumi di Labuan di Pantai Barat Banten, Tahun 1872)

Foto KTLV – Leiden University Libraries (digitalcollections.universiteitleiden.nl) : Moskee te Bantam bij Serang, Th.1880 (Mesjid di Banten dekat Serang, Tahun 1880)

Foto KTLV – Leiden University Liberaries (digitalcollections.universiteitleiden.nl) : Veer op de Tjioedjoeng bij Rangkasbitoeng, op de plaats waar de spoorbrug in de lijn Batavia naar Bantam, Th.1897 (Perahu/feri melintasi Ciujung di Rangkasbitung – di lokasi sekitar jembatan kereta api jalur Batavia/Jakarta – Bantam/Banten, Tahun 1897)

Foto KTLV – Leiden University Liberaries (digitalcollections.universiteitleiden.nl) : Inheemse zeilboten bij Laboehan aan de Westkust van Bantam, Th.1927 (Perahu layar pribumi di Labuan di Pantai Barat Banten, Tahun 1927)

Foto KTLV – Leiden University Liberaries (digitalcollections.universiteitleiden.nl) : Vrouwen in de zee in de Baai van Banten bij Serang, Th.1931 (Wanita di laut di Teluk Banten dekat Serang, Tahun 1931)

Foto KTLV – Leiden University Libraries (digitalcollections.universiteitleiden.nl) : De Tjioedjoeng bij Serang, Th.1935 (Ciujung dekat Serang, Tahun 1935)

Foto KTLV – Leiden University Libraries (digitalcollections.universiteitleiden.nl) : Prauwen, vermoedelijk te Laboehan bij Pandeglang, Th.1935 (Perahu, mungkin di Labuan dekat Pandeglang, Tahun 1935)

Foto KTLV – Leiden University Libraries (digitalcollections.universiteitleiden.nl) : Schip vaart weg uit Merak bij Serang, Th.1935 (Kapal berlayar menjauh dari Merak dekat Serang, Tahun 1935)

Foto KTLV – Leiden University Libraries (digitalcollections.universiteitleiden.nl) : Zeilschip, vermoedelijk te Laboehan bij Pandeglang, Th.1935 (Kapal layar, mungkin di Labuan dekat Pandeglang, Tahun 1935)

Foto KTLV – Leiden University Liberaries (digitalcollections.universiteitleiden.nl) : Kust te Laboehan bij Pandeglang, Th.1935 (Pantai Labuan dekat Pandeglang, Tahun 1935)

Foto KTLV – Leiden University Leberaries (digitalcollections.universiteitleiden.nl) : Melindjay drogerij voor het maken van emping te Laboehan bij Pandeglang, Th.1935 (Pabrik pengeringan melindjo untuk pembuatan emping di Labuan dekat Pandeglang, Tahun 1935)

Foto KTLV – Leiden University Liberaries (digitalcollections.universiteitleiden.nl) : Prauwen te Laboehan bij Pandeglang, Th.1935 (Perahu di Labuan dekat Pandeglang, Tahun 1935)

Foto KTLV – Leiden University Liberaries (digitalcollections.universiteitleiden.nl) : Westkust van Java met op de achtergrond de Krakatau, Th.1935 (Pantai barat Jawa dengan latar belakang Krakatau, Tahun 1935)

Foto KTLV – Leiden University Liberaries (digitalcollections.universiteitleiden.nl) : De Lajar, zuidgrens van de plantage van Cultuurmaatschappij Sawarna te Sawarna in West Java, Th.1937 (Layar/Tanjung Layar, perbatasan selatan perkebunan “Cultuurmaatschappij” Sawarna di Sawarna, Jawa Barat, Tahun 1937)

Foto KTLV – Leiden University Liberaries (digitalcollections.universiteitleiden.nl) : Nieuwe huizen (volkswoningen) op de plantage van Cultuurmaatschappij Sawarna te Sawarna in West Java, Th.1937 (Rumah baru (perumahan rakyat) di perkebunan “Cultuurmaatschappij” Sawarna di Sawarna Jawa Barat, Tahun 1937)

Foto KTLV – Leiden University Liberaries (digitalcollections.universiteitleiden.nl) : Prauwen voor transport van copra, vermoedelijk op het strand bij de Lajar, zuidgrens van de plantage van Cultuurmaatschappij Sawarna te Sawarna in West Java, Th.1937 (Praa/Perahu Kincang untuk pengangkutan kopra, kemungkinan di pantai Lajar/Tanjung Layar, perbatasan selatan perkebunan ‘Perusahaan Budaya’/Perkebunan Kelapa Sawarna di Sawarna, Jawa Barat, Tahun 1937)

Foto KTLV – Leiden University Liberaries (digitalcollections.universiteitleiden.nl) : Zesjarige kokospalm op de plantage van Cultuurmaatschappij Sawarna te Sawarna in West Java, Th.1937 (Pohon kelapa berumur enam tahun di perkebunan Cultuurmaatschappij Sawarna di Sawarna, Jawa Barat, Tahun 1937)

Foto KTLV – Leiden University Liberaries (digitalcollections.universiteitleiden.nl) : Kokospalmen met grondbedekking van leguminosen op de plantage van Cultuurmaatschappij Sawarna te Sawarna in West Java, Th.1937 (Pohon kelapa dengan penutup tanah berupa kacang-kacangan di perkebunan “Cultuurmaatschappij” Sawarna di Sawarna, Jawa Barat, Tahun 1937)

Foto KTLV – Leiden University Liberaries (digitalcollections.universiteitleiden.nl) : Kokospalmen met grondbedekking van vigna op de plantage van Cultuurmaatschappij Sawarna te Sawarna in West Java, Th.1937 (Pohon kelapa dengan penutup tanah vigna di perkebunan “Cultuurmaatschappij” Sawarna di Sawarna, Jawa Barat, Tahun 1937)

Foto KTLV – Leiden University Liberaries (digitalcollections.universiteitleiden.nl) : Rijstschuur en huis (volkswoning) op de plantage van Cultuurmaatschappij Sawarna te Sawarna in West Java, Th.1937 (Lumbung padi dan rumah (perumahan rakyat) di perkebunan “Cultuurmaatschappij” Sawarna di Sawarna, Jawa Barat, Tahun 1937)

Foto KTLV – Leiden University Liberaries (digitalcollections.universiteitleiden.nl) : Stapels kokosnoten voor de coprafabriek van Cultuurmaatschappij Sawarna te Sawarna in West Java, Th.1937 (paku payung/Pondok/Saung kelapa di depan pabrik kopra Cultuurmaatschappij Sawarna di Sawarna, Jawa Barat, Tahun 1937)

Yang Runtuh Semakin Luruh dan Luluh

Sejarah panjang peperangan di Banten – Laut Banten, mengisahkan kekalahan demi kekalahan, menyisakan puing-puing kejayaan Banten di dasar lautnya. Runtuh bersama luruh dan luluhnya Laut Banten.

Perkembangan agama Islam di tanah Sunda, menjadi babak pembuka, kejayaan Laut Banten untuk kesekian kalinya. Namun, bersamaan dengan hal itu, membuka babak baru runtuhnya Kerajaan Sunda. Perbedaan keyakinan, disusupi kepentingan “kapitalisme” (VOC), mendalangi terdesaknya Kerajaan Sunda (Pajajaran) hingga mengalami keruntuhan.(*)

Kesultanan Banten yang mendapatkan kemenangan sementara, menunjukan dirinya kepada duni dengan lautnya yang gagah. Lalulintas Laut Banten, tumbuh sekejap mata.

Babak selanjutnya, mesuk pada pertikaian sengit antara Kesultanan Banten dan Kerajaan Belanda. Mengawali penguasaan asing terhadap wilayah Banten dan awal luruhnya Laut Banten. Setelah, Kolonial Belanda menguasai Banten, Laut Banten tetap difungsikan. Namun segala-galanya, demi kepentingan Negara Belanda. Kolonial Belanda, melakukan penghisapan ke seluruh pelosok wilayah Banten melalui jalur Laut bahkan daratan. Perkebunan Kelapa dan komoditas lainnya, mulai digalakan. Kopra, Lada, Kopi hingga barang Tambang dirampas dengan cara-cara senyap. Dengan regulasi dan persekongkolan, hingga Kemerdekaan Negara Kesatuan Indonesia di Proklamirkan.

Proklamasi, nyatanya hanya mampu menghantarkan kejayaan Laut Banten yang sudah luruh ke pintu gerbang saja. Selepas itu, segala yang tersisa dari kejayaan-kejayaan, tak dapat bangkit apalagi tumbuh. Agenda pembangunan pemerintah Negara Indonesia cendrung serampangan, malah takluk dan tunduk pada kepentingan-kepentingan global, yang “kapitalistik”. Selat Sunda dengan ramainya lalulintas perahu-perahu nelayan pribumi, nyatanya hanya mimpi. Dermaga-dermaga yang dahulu menghantarkan kejayaan Krajaan Sunda Pajajaran dan Kesultanan Banten, tak kunjung tumbuh. Pertumbuhannya, disesaki pabrik-pabrik. Lebih parah, yang terjadi pada pelabuhan-pelabuhan kecil di Pandeglang dan di Lebak. Hari ini, kondisi Laut takluk pada kepentingan “Kapitalisme”. Laut Bayah (Sawarna dan sekitarnya), yang dahulu dikuasai Nelayan untuk menangkap Ikan dan mengangkut Kopra. Kini, diputus oleh distribusi semen sebuah Pabrik. Juga mengganggu, Aktivitas Nelayan Binuangeun, Panimbang, Labuan dan lainnya. Laut Banten kini tunduk dan Luluh, pada moda ekonomi raksasa.

Dibalik Yang Luruh dan Yang Luluh

Setiap kejayaan meninggalkan kebudayaan, setiap kekalahan menghasilkan romantisme dan serpihan-serpihan kebudayaan yang hampir habis digilas “peradaban”.

Sisa-sisa kejayaan Laut Banten, kini, menyisakan pelabuhan-pelabuhan kecil Nelayan di beberapa titik. Pelabuhan nelayan di Labuan, Panimbang dan Binuangeun, merupakan serpihan dari kejayaan Laut Banten, dengan segala keruetannya. Selebihnya, adalah kisah-kisah pengantar tidur mengenai kejayan masa silam. Serpihan yang lain, yaitu Gunung Kulantung yang kesepian bersamaan dengan lelahnya Nelayan, yang semakin hari semakin berkurang.

Foto Gunung Kulantung dari arah pesawahan Kampung Cimandiri/Karoya, Pertengahan Tahun 2024

***

Referensi :

https://digitalcollections.universiteitleiden.nl

Gunung Kulantung dan Pengetahuan Kelautan
Batu Masigit dan Tutur Ajar Alam
Tags: albumBantenkesultanankolonialmaritimpelabuhan barangsejarahsejarah bantentempo doeloe
Previous Post

Penyu di Pantai Selatan Lebak, Kemana?

Next Post

Wali Band Akan Hibur Warga Lebak di Festival Santri Lebak 2024

Next Post
Wali Band Akan Hibur Warga Lebak di Festival Santri Lebak 2024

Wali Band Akan Hibur Warga Lebak di Festival Santri Lebak 2024

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Stay Connected test

  • 23.9k Followers
  • 99 Subscribers
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pangauban Sanggabuana : Ruang Hidup Sanggabuana

“Pangauban Sanggabuana” : Ruang Hidup Sanggabuana

Oktober 11, 2024
Festival Santri Lebak 2024

Festival Santri Lebak Tahun 2024 : Ada “Wali” di Tengah Santri dan TNI

Oktober 15, 2024
Catatan Album Kegiatan : Syawalan Gen-Z Cilangkahan

Catatan Album Kegiatan : Syawalan Gen-Z Cilangkahan (Pegiat Muda Cilangkahan)

April 11, 2025
Foto - KTLV Leiden University Liberaries (digitalcollections.universiteitleiden.nl) : Inheemse zeilboten bij Laboehan aan de Westkust van Bantam, Th.1872 (Perahu layar pribumi di Labuan di Pantai Barat Banten, Tahun 1872)

Keruntuhan dan Luruh Luluhnya Laut Ku : Banten dan Sebuah Album, 1872 – 1937 Masehi

November 1, 2024
Pentingnya Perbukitan Karst di Cirinten : Karst Cibarani

Pentingnya Perbukitan Karst di Cirinten : Perbukitan Karst Cibarani

3
“Etika” : Ekologi Vs Sosial Ekonomi (Lebak)

“Etika” : Ekologi Vs Sosial Ekonomi (Lebak)

0
Halaman Rumah Indonesia : Geopolitik dan Geoekonomi Indonesia

Halaman Rumah Indonesia : Mengenai Geopolitik dan Geoekonomi Indonesia

0
(Giat pemasangan lampu, untuk penerangan dibeberapa titik jalan utama Kelurahan Sukajaya)

Mahasiswa Uniba (Kelompok 06) Terangi Kelurahan Sukajaya

0
Mahasiswa KKM Kelompok 40 Tanjung Jaya Meriahkan MPLS di SDN Gombong 4 Kalicaah

Mahasiswa KKM Kelompok 40 Tanjung Jaya Meriahkan MPLS di SDN Gombong 4 Kalicaah

Juli 17, 2025
Doc. Mahasiswa KKM UNIBA Kelompok 40 ajak siswa MTs Al-Patah Kalicaah cegah bullying sejak dini

Mahasiswa KKM Kelompok 40 Tanjung Jaya Panimbang. Gelar Penyuluhan “STOP BULLYING” di MTs Al-Patah Kalicaah

Juli 17, 2025
Potret mahasiswa KKM Uniba kelompok 66 sedang membantu kegiatan posyandu apel di desa Bojong catang. Kamis 10/07/2025

Mahasiswa KKM Uniba Kelompok 66 Terlibat Aktif dalam Kegiatan Posyandu di Desa Bojong Catang

Juli 10, 2025
Sekisah Pak Jaya, Cilegon, dan Industri

Sekisah Pak Jaya, Cilegon, dan Industri

Juni 29, 2025

Recent News

Mahasiswa KKM Kelompok 40 Tanjung Jaya Meriahkan MPLS di SDN Gombong 4 Kalicaah

Mahasiswa KKM Kelompok 40 Tanjung Jaya Meriahkan MPLS di SDN Gombong 4 Kalicaah

Juli 17, 2025
Doc. Mahasiswa KKM UNIBA Kelompok 40 ajak siswa MTs Al-Patah Kalicaah cegah bullying sejak dini

Mahasiswa KKM Kelompok 40 Tanjung Jaya Panimbang. Gelar Penyuluhan “STOP BULLYING” di MTs Al-Patah Kalicaah

Juli 17, 2025
Potret mahasiswa KKM Uniba kelompok 66 sedang membantu kegiatan posyandu apel di desa Bojong catang. Kamis 10/07/2025

Mahasiswa KKM Uniba Kelompok 66 Terlibat Aktif dalam Kegiatan Posyandu di Desa Bojong Catang

Juli 10, 2025
Sekisah Pak Jaya, Cilegon, dan Industri

Sekisah Pak Jaya, Cilegon, dan Industri

Juni 29, 2025

Follow Us

Browse by Category

  • Analisis
  • Artikel
  • Cerita
  • News
  • Opini
  • Publikasi
  • Repostase Kampung
  • Riset
  • Tadarus Buku
  • Uncategorized

Recent News

Mahasiswa KKM Kelompok 40 Tanjung Jaya Meriahkan MPLS di SDN Gombong 4 Kalicaah

Mahasiswa KKM Kelompok 40 Tanjung Jaya Meriahkan MPLS di SDN Gombong 4 Kalicaah

Juli 17, 2025
Doc. Mahasiswa KKM UNIBA Kelompok 40 ajak siswa MTs Al-Patah Kalicaah cegah bullying sejak dini

Mahasiswa KKM Kelompok 40 Tanjung Jaya Panimbang. Gelar Penyuluhan “STOP BULLYING” di MTs Al-Patah Kalicaah

Juli 17, 2025
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Terms & Conditions
  • Contact

© 2024 Suarasanggabuana - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Home
  • Narasi
    • Artikel
    • Opini
  • Puisi
  • Umum
  • Publikasi
  • Kirim Tulisan

© 2024 Suarasanggabuana - All Rights Reserved.