Kaderisasi adalah ruh nya organisasi. Pola kaderisasi yang masif akan mempengaruhi bagaimana para kader menjadi progresif serta bisa bekerja secara kolaboratif. Dalam proses kaderisasi disetiap jenjang pengkaderan,tidak terlepas dari pengawasan serta tanggung jawab dari instruktur. Bukan hanya sebagai fasilitator,tetapi juga menjadi laboratorium bagi para peserta guna membentuk dan mengasah kemampuan baik Hard Skill maupun Soft Skill. Chemistry serta kerja sama yang di bangun oleh seorang instruktur dalam proses kaderisasi akan mengahasilkan kader yang interaktif,progresif,kolaboratif serta bisa aktif di organisasi dengan penuh rasa tanggung jawab dan mahabbah yang tinggi.
Di Era Digitalisasi,dapat kita lihat ada banyak sekali perubahan-perubahan yang cukup signifikan,baik dalam segi kehidupan maupun pendidikantergantung dari cara penggunaan dan pemanfaatan teknologi digital tersebut. Tak luput pula dari ranah pengkaderan,banyak yang menggunakan teknologi digital dalam proses kaderisasi guna lebih mempermudah dalam segala akses dan kinerja. Seorang instruktur memiliki peran penting dalam proses kaderisasi untuk melahirkan kader-kader yang tangguh,smart dalam mengamati kondisi di sekitar,militan,bertanggung jawab dalam mengemban amanah,berdedikasi terhadap organisasi dan berjiwa loyalitas yang tinggi.
Ditambah dengan pesat nya perkembangan teknologi yang kita rasakan,yang dimana seorang instruktur harus dapat menyesuaikan diri dengan perubahan serta perkembangan yang akan terjadi dalam proses kaderisasi,baik dari segi perkembangan teknologi digital maupun perubahan karakter Gen-Z yang nanti nya akan mempengaruhi pola kaderisasi.
Peran Instruktur dalam proses kaderisasi bukan hanya sekedar mengawal proses kaderisasi,melainkan juga berfungsi sebagia fasilitator dan laboratuim yang dimana harus bertanggung jawab dalam melakukan pembinaan ideologi sekaligus potensi secara masif kepada kader guna menghasilkan kader-kader yang aktif,interaktif,berpotensi,kompatibel dalam segala hal,serta bisa menjadi eksekutor yang handal dalam kinerja lapangan.
Selain itu juga seorang instruktur harus bisa menajalin chemistry dengan semua peserta,dan disini lah peran instruktur di butuhkan supaya para peserta termotivasi dan semangat untuk berorganisasi. Pola kaderisasi yang baik dan masif juga harus bisa di miliki dan di pahami oleh seorang instruktur,bagaimana caranya membentuk karakter seorang kader yang bisa memanfaatkan teknologi digital dengan bijak guna mewujudkan kader yang militan serta bisa berfikir abstrak.
Maka dari itu,dalam proses kaderisasi LATIN (Latihan Instruktur),seseorang yang nantinya akan menjadi instruktur harus benar-benar digembleng dan dibekali sejuta pengetahuan serta dibina dengan sebaik mungkin agar bisa menjadi instruktur yang kompatibel,berpotensi,berkualitas,serta cerdas dalam mengamati kondisi sekitar dan mampu mengambil tindakan yang tepat guna mecetak kader-kader yang tangguh,militan,berpotensi yang nantinya bisa menjadi bibit unggul untuk regenerasi kedepan nya. Apa saja hal-hal yang harus dipahami,dimiliki dan dikuasai oleh seorang instruktur ? Yuk simak baik-baik.
Hal-hal Yang Harus Dipahami,Dimiliki dan Dikuasai Oleh Instruktur :
Penguasaan Materi Secara Mendalam
Instruktur harus bisa memahami setiap aspek teori,konsep,serta pengaplikasian teori secara praktis dari materi yang di sampaikan,sehingga dapat menjawab pertanyaan yang di sampaikan oleh audiens secara kritis dan mendalam.
Kemampuan Komunikasi Multidimensi
Mampu berkomunikasi dengan berbagai gaya belajar peserta dalam proses pengkaderan,seperti contoh komunikasi secara Verbal (penyampaian pesan atau informasi yang menggunakan kata-kata baik secara lisan maupun tulisan),Visual (proses penyampaian informasi atau pesan menggunakani media penggambaran yang hanya terbaca oleh indra penglihatan), dan Kinestetik (proses pembelajaran yang mengandalkan sentuhan atau rasa yang dibarengi dengan tindakan untuk menerima informasi dan pengetahuan) serta dapat menyesuaikan gaya komunikasi dan pembelajaran dengan tingkat pengetahuan peserta.
Penerapan Metodologi Pengajaran yang Beragam
Menggunakan berbagai metode pendekatan pengajaran,seperti Blended Learning (perpaduan antara dua unsur utama yakni pembelajaran secara tatap muka dan online),Flipped Classroom (model pembelajaran yang di mana ia telah mempelajari dari tugas-tugas yang telah di berikan), atau Experiantial Learning (metode pembelajaran dengan melakukan suatu tindakan,refleksi,dan penerapan/praktek secara langsung dari konsep atau teori yang di pelajari),yang di sesuaikan dengan konteks dan kebutuhan.
Manajemen Kelas Yang Dinamis
Yang dimaksud dengan dinamis disini ialah mengacu kepada lingkungan pengkaderan yang dimana peserta bukan hanya sebagai penerima,melainkan juga ikut berpartisipasi,berkreasi,berkomunikasi dan membuat kemajuan. Maka dari itu,instruktur harus mampu mengelola dinamika kelompok,baik untuk peserta dengan berbagai macam karakter dan latar belakang maupun tingkat keterampilan serta dapat mengatasi gangguan dan konflik yang terjadi didalam kelas.
Keterampilan Mendengar Secara Aktif
Memahami masalah yang dialami oleh peserta melalui teknik mendengarkan aktif dan memberikan umpan balik yang bersifat konstruktif (menndorong perkembangan fisik atau lainnya) dan personal.
Empati Yang Disertai Pendekatan Secara Psikologis
Seorang instruktur harus memiliki tingkat ke pekaan yang tinggi terhadap peserta dan bisa menciptakan chemistry yang baik dalam proses pengkaderan serta instruktur juga harus mampu memahami psikologi belajar para peserta,mengenali kebutuhan emosional mereka,serta mencipkan lingkungan belajar yang aman dan mendukung perkembangan individu.
Keterbukaan Terhadap Kritik Dan Saran Serta Refleksi Diri
Seorang instruktur harus mampu menerima kritik dan saran dan masukan,dan melakukan evaluasi diri secara berkelanjutan untuk terus meningkatkan kualitas pengkaderan.
Kemampuan Untuk Menginspirasi,Memotivasi,Dan Semangat Kolaboratif
Tidak hanya sebagai fasilitator,instruktur juga harus bisa menjadi sesosok yang mampu membangun motivasi dan semangat para peserta kaderisasi untuk belajar mandiri,aktif di organisasi dan bekerja sama dalam suatu kelompok.
Penguasaan Teknologi Serta Inovasi Pembelajaran Digital
Mampu memanfaatkan teknologi terbaru,seperti Learning Management System (LMS(platform yang dapat membatu proses pengkaderan melalui penyebaran materi secara online)),alat evaluasi online,serta media interaktif lainnya untuk membantu mendukung proses pengkaderan yang lebih efektif dan modern.
Memang tidak mudah menjadi seorang instruktur,ditambah dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi digital dan perubahan-perubahan karakter generasi Mileniall. Maka dari itu,orang-orang yang memegang peran sebagai instruktur harus benar-benar orang terpilih yang mampu mengikuti alur pengkaderan seiring berkembang nya zaman serta bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan berbagai tingkatan pengkaderan. Dengan pengamatan yang cermat serta tindakan yang tepat dan disertai dengan pengetahuan yang mempuni dalam proses kaderisasi,seorang instruktur akan dapat menghasilkan kader-kader yang cerdas,berkualitas,militan,kompatibel,tangguh dan bisa menjadi regenerasi untuk organisasi yang lebih baik lagi.
Penulis : Muhammad Bagus Awaluddin Ma’rifatullah (Ketua PAC IPNU Cibadak)
Dimana bumi dipijak,disitu langit dijunjung.