Minggu, Juni 1, 2025
  • Home
  • Narasi
    • Artikel
    • Opini
    • Analisis
  • Puisi
  • Umum
    Perbandingan Konsep Negara menurut Ilmuwan Barat versus Ilmuwan Muslim : Thomas Hobbes versus Ibnu Khaldun

    Perbandingan Konsep Negara menurut Ilmuwan Barat versus Ilmuwan Muslim : Thomas Hobbes versus Ibnu Khaldun

  • Publikasi
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Narasi
    • Artikel
    • Opini
    • Analisis
  • Puisi
  • Umum
    Perbandingan Konsep Negara menurut Ilmuwan Barat versus Ilmuwan Muslim : Thomas Hobbes versus Ibnu Khaldun

    Perbandingan Konsep Negara menurut Ilmuwan Barat versus Ilmuwan Muslim : Thomas Hobbes versus Ibnu Khaldun

  • Publikasi
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suarasanggabuana
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Perbandingan Konsep Negara menurut Ilmuwan Barat versus Ilmuwan Muslim : Thomas Hobbes versus Ibnu Khaldun

Sanggabuana by Sanggabuana
Desember 22, 2024
in Uncategorized
0
Perbandingan Konsep Negara menurut Ilmuwan Barat versus Ilmuwan Muslim : Thomas Hobbes versus Ibnu Khaldun

Doc. Tim Kreatip Suarasanggabuana

1
SHARES
18
VIEWS
Share on FacebookShare on WhatsappShare on Telegram

Dua tokoh akbar dalam sejarah politik yang memberikan perspektif mengenai negara merupakan Thomas Hobbes dan Ibnu Khaldun. Keduanya lahir pada zaman dan loka yg sangat tidak selaras—Hobbes hayati pada Eropa abad ke-17 yang penuh permasalahan politik, sementara Ibnu Khaldun merupakan seorang ilmuwan Muslim abad ke-14 yang tumbuh pada tengah dinamika sosial-politik global Islam. Artikel ini akan membandingkan konsep negara yang diusung sang keduanya, mulai berdasarkan asal-usul negara, tujuan, sampai tantangan yang dihadapi.

Thomas Hobbes dikenal menjadi bapak kontrak sosial. Ia hayati pada masa perang saudara pada Inggris, yang mempengaruhi pandangannya terhadap insan dan pentingnya negara. Karya utamanya, Leviathan, menyebutkan bagaimana kekuasaan mutlak diharapkan buat mencegah insan pulang ke keadaan alami yang penuh kekacauan.

Sebaliknya, Ibnu Khaldun merupakan seorang pemikir Muslim yang mendalami sosiologi, sejarah, dan politik. Dalam Muqaddimah, beliau menyebutkan teori mengenai daur dinasti dan pentingnya solidaritas sosial (asabiyyah) pada pembentukan negara. Ibnu Khaldun melihat negara menjadi kenyataan alamiah yang timbul berdasarkan kebutuhan insan buat hayati bermasyarakat.

Pandangan Tentang Hakikat Manusia

Hobbes mempunyai pandangan yang pesimistis terhadap insan. Ia percaya bahwa pada keadaan alami, insan bersifat egois, kompetitif, dan berpotensi permasalahan. Dalam syarat tanpa aturan, insan hayati pada “keadaan perang seluruh melawan seluruh,” yang menciptakan kehidupan sebagai “nasty, brutish, and short.” Oleh lantaran itu, negara diharapkan menjadi otoritas yang bertenaga buat mengendalikan insting destruktif insan.

Ibnu Khaldun, pada sisi lain, mempunyai pandangan yang lebih seimbang. Ia melihat insan menjadi makhluk sosial yang membutuhkan kolaborasi buat bertahan hayati. Meski demikian, Ibnu Khaldun menyadari bahwa insan mempunyai kesamaan untuk mencari laba pribadi, yang bisa mengakibatkan ketegangan sosial apabila tidak diatur menggunakan baik.

Asal-usul Negara

Menurut Hobbes, negara merupakan output kontrak sosial pada mana individu menyerahkan sebagian kebebasan mereka pada penguasa demi keamanan dan ketertiban. Negara merupakan konstruksi protesis insan yang bertujuan menghindari anarki.

Ibnu Khaldun melihat negara menjadi output berdasarkan dinamika sosial yang alami. Ia percaya bahwa negara timbul berdasarkan kebutuhan insan buat hayati beserta dan mengatur interaksi sosial. Solidaritas sosial (asabiyyah) merupakan fondasi primer bagi pembentukan negara. Kelompok menggunakan solidaritas yg bertenaga sanggup mendirikan kekuasaan yg stabil.

Konsep Kekuasaan 

Hobbes menekankan pentingnya kekuasaan mutlak buat menjaga stabilitas. Penguasa, yang diklaim Leviathan, mempunyai otoritas penuh atas rakyatnya. Meski demikian, kekuasaan ini bukan bersifat ilahiah, melainkan output konvensi insan.

Ibnu Khaldun melihat kekuasaan menjadi jujur yang lahir berdasarkan asabiyyah. Kekuasaan tidak bisa dipisahkan berdasarkan nilai-nilai moral dan agama. Ibnu Khaldun pula mencatat bahwa kekuasaan cenderung sebagai korup seiring waktu

Relevansi Pemikiran Hobbes dan  Ibnu Khaldun pada Masa kini 

Meskipun lahir di era yang tidak sinkron, pemikiran Hobbes dan  Ibnu Khaldun permanen relevan buat tahu dinamika politik serta pemerintahan terkini. Pandangan Hobbes wacana perlunya otoritas yg kuat sebagai relevan dalam konteks negara-negara yg menghadapi ancaman anarki atau permasalahan internal. kebalikannya, analisis Ibnu Khaldun wacana ‘asabiyyah dan siklus kehidupan negara dapat digunakan buat tahu naik turunnya kekuasaan dan  dinamika sosial-politik dalam warga terkini.

kesimpulan

Perbandingan antara konsep negara menurut Thomas Hobbes dan Ibnu Khaldun mencerminkan disparitas dalam latar belakang filosofis, nilai, dan konteks sejarah masing-masing. Hobbes melihat negara sebagai akibat kontrak sosial yang lahir asal kebutuhan buat menghindari anarki. Dia menekankan pentingnya kekuasaan pasti buat menciptakan stabilitas. Pandangannya cenderung sekuler serta fokus di aspek duniawi negara. sebaliknya, Ibnu Khaldun melihat negara menjadi fenomena alami yang muncul asal dinamika sosial serta asabiyyah. Ia menekankan pentingnya moralitas, keadilan, serta kepercayaan  dalam kehidupan negara. Kedua pemikir ini memberikan wawasan yang berharga perihal bagaimana negara dapat dibuat serta dipertahankan.

Pandangan Hobbes relevan pada konteks terkini yang menekankan stabilitas dan  hak individu, sementara Ibnu Khaldun menunjukkan perspektif yang memperhatikan hubungan antara nilai-nilai sosial, agama, serta kekuasaan. Meski tidak sama, keduanya setuju bahwa negara adalah kebutuhan fundamental buat mengatur kehidupan manusia. Dengan menggunakan pandangan Hobbes serta Ibnu Khaldun, kita bisa memperoleh wawasan yang lebih kaya dinamika kekuasaan, legitimasi, serta keberlanjutan negara, sekaligus menyadari pentingnya menjaga ekuilibrium antara stabilitas politik, solidaritas sosial, serta keadilan ekonomi.

Penulis: Siti Maryam Salsabiil (Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia)

Previous Post

Membangun Negara Berbasis Moral: Pelajaran dari Tradisi Barat dan Islam

Next Post

Pemerintah Lakukan Diskriminasi Dalam Penghapusan Utang UMKM

Next Post
Doc. Tim Kreatif Suarasanggabuana

Pemerintah Lakukan Diskriminasi Dalam Penghapusan Utang UMKM

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Stay Connected test

  • 23.9k Followers
  • 99 Subscribers
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pangauban Sanggabuana : Ruang Hidup Sanggabuana

“Pangauban Sanggabuana” : Ruang Hidup Sanggabuana

Oktober 11, 2024
Festival Santri Lebak 2024

Festival Santri Lebak Tahun 2024 : Ada “Wali” di Tengah Santri dan TNI

Oktober 15, 2024
Catatan Album Kegiatan : Syawalan Gen-Z Cilangkahan

Catatan Album Kegiatan : Syawalan Gen-Z Cilangkahan (Pegiat Muda Cilangkahan)

April 11, 2025
Foto - KTLV Leiden University Liberaries (digitalcollections.universiteitleiden.nl) : Inheemse zeilboten bij Laboehan aan de Westkust van Bantam, Th.1872 (Perahu layar pribumi di Labuan di Pantai Barat Banten, Tahun 1872)

Keruntuhan dan Luruh Luluhnya Laut Ku : Banten dan Sebuah Album, 1872 – 1937 Masehi

November 1, 2024
Pentingnya Perbukitan Karst di Cirinten : Karst Cibarani

Pentingnya Perbukitan Karst di Cirinten : Perbukitan Karst Cibarani

3
Kampung, Sungai dan Laut : Khotib

Kampung, Sungai dan Laut : Khotib

2
Mitos Impun : Ikan Gobi Amphidromous

Mitos Impun : Ikan Gobi Amphidromous

2
Foto - KTLV Leiden University Liberaries (digitalcollections.universiteitleiden.nl) : Inheemse zeilboten bij Laboehan aan de Westkust van Bantam, Th.1872 (Perahu layar pribumi di Labuan di Pantai Barat Banten, Tahun 1872)

Keruntuhan dan Luruh Luluhnya Laut Ku : Banten dan Sebuah Album, 1872 – 1937 Masehi

2
[Orasi Ilmiah] Trans-Nasionalisasi Gerakan Sosial, Institusionalisasi Hak Petani Dan Kontra-Hegemoni Global

[Orasi Ilmiah] Trans-Nasionalisasi Gerakan Sosial, Institusionalisasi Hak Petani Dan Kontra-Hegemoni Global

Mei 22, 2025
Kejadian banjir di Kecamatan Cibeber, Kab. Lebak.

Kerusakan Lingkungan & Pilkada

April 19, 2025
Kelompok Warga Kampung Pemburu Babi Hutan

“Tim Ahok” : ‘Kelompok Pemburu Babi’

April 9, 2025
Catatan Album Kegiatan : Syawalan Gen-Z Cilangkahan

Catatan Album Kegiatan : Syawalan Gen-Z Cilangkahan (Pegiat Muda Cilangkahan)

April 11, 2025

Recent News

[Orasi Ilmiah] Trans-Nasionalisasi Gerakan Sosial, Institusionalisasi Hak Petani Dan Kontra-Hegemoni Global

[Orasi Ilmiah] Trans-Nasionalisasi Gerakan Sosial, Institusionalisasi Hak Petani Dan Kontra-Hegemoni Global

Mei 22, 2025
Kejadian banjir di Kecamatan Cibeber, Kab. Lebak.

Kerusakan Lingkungan & Pilkada

April 19, 2025
Kelompok Warga Kampung Pemburu Babi Hutan

“Tim Ahok” : ‘Kelompok Pemburu Babi’

April 9, 2025
Catatan Album Kegiatan : Syawalan Gen-Z Cilangkahan

Catatan Album Kegiatan : Syawalan Gen-Z Cilangkahan (Pegiat Muda Cilangkahan)

April 11, 2025

Follow Us

Browse by Category

  • Analisis
  • Artikel
  • Cerita
  • News
  • Opini
  • Publikasi
  • Repostase Kampung
  • Riset
  • Tadarus Buku
  • Uncategorized

Recent News

[Orasi Ilmiah] Trans-Nasionalisasi Gerakan Sosial, Institusionalisasi Hak Petani Dan Kontra-Hegemoni Global

[Orasi Ilmiah] Trans-Nasionalisasi Gerakan Sosial, Institusionalisasi Hak Petani Dan Kontra-Hegemoni Global

Mei 22, 2025
Kejadian banjir di Kecamatan Cibeber, Kab. Lebak.

Kerusakan Lingkungan & Pilkada

April 19, 2025
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Terms & Conditions
  • Contact

© 2024 Suarasanggabuana - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Home
  • Narasi
    • Artikel
    • Opini
  • Puisi
  • Umum
  • Publikasi
  • Kirim Tulisan

© 2024 Suarasanggabuana - All Rights Reserved.