Selasa, September 9, 2025
  • Home
  • Narasi
    • Artikel
    • Opini
    • Analisis
  • Puisi
  • Umum
    Doc. Dokumentasi Kegiatan Bimbel Gratis Mahasiswa KKM UNIBA di Desa Bojong Catang

    Gelar Kegiatan Bimbel Gratis, Mahasiswa KKM 66 UNIBA Ajak Weekend Anak – Anak Jadi Lebih Seru Dengan Belajar Sambil Bermain

    Perbandingan Konsep Negara menurut Ilmuwan Barat versus Ilmuwan Muslim : Thomas Hobbes versus Ibnu Khaldun

    Perbandingan Konsep Negara menurut Ilmuwan Barat versus Ilmuwan Muslim : Thomas Hobbes versus Ibnu Khaldun

  • Publikasi
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Narasi
    • Artikel
    • Opini
    • Analisis
  • Puisi
  • Umum
    Doc. Dokumentasi Kegiatan Bimbel Gratis Mahasiswa KKM UNIBA di Desa Bojong Catang

    Gelar Kegiatan Bimbel Gratis, Mahasiswa KKM 66 UNIBA Ajak Weekend Anak – Anak Jadi Lebih Seru Dengan Belajar Sambil Bermain

    Perbandingan Konsep Negara menurut Ilmuwan Barat versus Ilmuwan Muslim : Thomas Hobbes versus Ibnu Khaldun

    Perbandingan Konsep Negara menurut Ilmuwan Barat versus Ilmuwan Muslim : Thomas Hobbes versus Ibnu Khaldun

  • Publikasi
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
Suarasanggabuana
No Result
View All Result
Home Analisis

USAHA MIKRO DAN KECIL MEMANG DIBIARKAN GUREM

Sanggabuana by Sanggabuana
Oktober 18, 2024
in Analisis
0
USAHA MIKRO DAN KECIL MEMANG DIBIARKAN GUREM

Foto regional.kompas.com

1
SHARES
19
VIEWS
Share on FacebookShare on WhatsappShare on Telegram

Penulis : Suroto Ketua AKSES (Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis)

Dari sejak jaman Kolonial hingga saat ini, struktur pelaku ekonomi Indonesia sesungguhnya masih tetap sama. Terdiri dari sebagian besar usaha mikro dan kecil kelas gurem yang bekontribusi sangat kecil terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan segelintir usaha besar yang kuasai ekonomi kita.

Masalahnya, usaha mikro dan kecil memang sengaja dibiarkan tetap gurem dan dilanggengkan terus melalui proyek pembinaan yang sesungguhnya justru maknanya jadi pembinasaan. Sementara usaha besar diberikan banyak privelege atau keistimewaan untuk mengakses sumberdaya ekonomi lebih besar. Sebut misalnya akses kredit, tax holiday, dan lain sebagainya.

Menurut klasmopologi pelaku usaha dari Kementerian Koperasi dan UKM terbaru, jumlahnya 99,6 persen atau kurang lebih 64 juta orang. Artinya pelaku ekonomi di negeri ini hidupnya bergantung pada usaha skala mikro kelas gurem ditambah usaha kecil sebanyak 138.000 atau 0,35 persen. Sedangkan usaha menengah sebesar 80.245 atau 0,05 persen dan usaha besar sebanyak 5.600 atau 0,0006 persen dari total pelaku usaha.

Dalam perhitungan lebih perinci, kontribusi ekonomi dari 99,9 persen usaha mikro dan kecil hanya “menguasai” kue ekonomi kurang lebih 18 persen. Sisanya atau 82 persen sesungguhnya dikuasai usaha besar dan usaha menengah yang juga kebanyakan merupakan kepanjangan atau proxy dari usaha besar.

Informasi ini selama ini disembunyikan oleh pemerintah dengan menggabungkan istilah UMKM (Usaha Mikro, Kecil Menengah). Padahal sesungguhnya usaha menengah (UM) dan juga usaha besar (UB) itu yang dominan walaupun jumlahnya sangat sedikit.

Harusnya pemisahanya itu usaha Mikro dan Kecil (UMK) lalu Usaha Menengah dan Besar (UMB). Sehingga akan kelihatan dengan gamblang dan mudah untuk dipahami permasalahnya.

Usaha mikro dan kecil yang kontribusinya terhadap PDB itu hanya 18 sebetulnya dapat dilihat secara kasat bagaimana mereka itu dalam keseharian. Mereka itu mudah sekali rontok dan perkembangan asset dan modalnya sangat kecil. Program program untuk menaikka kelas dari usaha mikro da kecil ini hanya menguntungkan makelar program.

Kemampuan mereka untuk ciptakan ” reserve fund” atau cadangan untuk pengembangan modalnya juga hampir tidak ada dan bahkan defisit karena kebutuhan pribadinya itu ditopang sehari harinya oleh usaha mereka. Manajemen bisnis dan keluarga jadi satu.

Ketika defisit, akses kredit satu satunya yang jadi andalan adalah rentenir yang bunganya mencekik sehingga menggerus marjin keuntungan mereka. Jadi mereka terjebak terus dalam skala mikro.

Secara data statistik kita dapat cek dari rasio kredit yang dikucurkan perbankkan. Kebijakan perkreditan kita itu untuk usaha mikro kita hanya 3 persen menurut Bank Indonesia. Kredit program pemerintah juga yang banyak mengambil untung justru makelar program, bukan ke kelompok usaha mikro yang mengisi hidup statistik masyarakat.

Jakarta, 14 Oktober 2024

Tags: berita terkinibisnisEkonomikoperasiresep gula arenresep terbaruumkmusaha
Previous Post

“Parung” : Di Balik Lezatnya Impun

Next Post

Penyu di Pantai Selatan Lebak, Kemana?

Next Post
Penyu di Pantai Selatan Lebak, kemana?

Penyu di Pantai Selatan Lebak, Kemana?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Stay Connected test

  • 23.9k Followers
  • 99 Subscribers
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pangauban Sanggabuana : Ruang Hidup Sanggabuana

“Pangauban Sanggabuana” : Ruang Hidup Sanggabuana

Oktober 11, 2024
Festival Santri Lebak 2024

Festival Santri Lebak Tahun 2024 : Ada “Wali” di Tengah Santri dan TNI

Oktober 15, 2024
Catatan Album Kegiatan : Syawalan Gen-Z Cilangkahan

Catatan Album Kegiatan : Syawalan Gen-Z Cilangkahan (Pegiat Muda Cilangkahan)

April 11, 2025
Foto - KTLV Leiden University Liberaries (digitalcollections.universiteitleiden.nl) : Inheemse zeilboten bij Laboehan aan de Westkust van Bantam, Th.1872 (Perahu layar pribumi di Labuan di Pantai Barat Banten, Tahun 1872)

Keruntuhan dan Luruh Luluhnya Laut Ku : Banten dan Sebuah Album, 1872 – 1937 Masehi

November 1, 2024
“Etika” : Ekologi Vs Sosial Ekonomi (Lebak)

“Etika” : Ekologi Vs Sosial Ekonomi (Lebak)

0
Halaman Rumah Indonesia : Geopolitik dan Geoekonomi Indonesia

Halaman Rumah Indonesia : Mengenai Geopolitik dan Geoekonomi Indonesia

0
(Giat pemasangan lampu, untuk penerangan dibeberapa titik jalan utama Kelurahan Sukajaya)

Mahasiswa Uniba (Kelompok 06) Terangi Kelurahan Sukajaya

0
Peta Kontur Pegunungan Mandala Wangi

GUNUNG MANDALA WANGI, IMPLEMENTASI KE-MANDALA-AN

0
Doc. Tim Kreatif Suarasanggabuana

Hirup Pikuk Menjelang Merdeka: Refleksi Sejarah bagi Generasi Muda

Agustus 17, 2025
KKM 65 Uniba Edukasi Menyikat Gigi yang Benar di PAUD Nur Hidayah

KKM 65 Uniba Edukasi Menyikat Gigi yang Benar di PAUD Nur Hidayah

Agustus 15, 2025
KKM 65 Uniba Sosialisasikan Pemanfaatan Eco-Enzyme

KKM 65 Uniba Sosialisasikan Pemanfaatan Eco-Enzyme

Agustus 15, 2025
Dok. Istimewa

KKM 65 UNIBA Adakan Layanan Sosial Pendaftaran KWH Listrik untuk Warga Pra-Sejahtera di Desa Mekarsari

Agustus 15, 2025

Recent News

Doc. Tim Kreatif Suarasanggabuana

Hirup Pikuk Menjelang Merdeka: Refleksi Sejarah bagi Generasi Muda

Agustus 17, 2025
KKM 65 Uniba Edukasi Menyikat Gigi yang Benar di PAUD Nur Hidayah

KKM 65 Uniba Edukasi Menyikat Gigi yang Benar di PAUD Nur Hidayah

Agustus 15, 2025
KKM 65 Uniba Sosialisasikan Pemanfaatan Eco-Enzyme

KKM 65 Uniba Sosialisasikan Pemanfaatan Eco-Enzyme

Agustus 15, 2025
Dok. Istimewa

KKM 65 UNIBA Adakan Layanan Sosial Pendaftaran KWH Listrik untuk Warga Pra-Sejahtera di Desa Mekarsari

Agustus 15, 2025

Follow Us

Browse by Category

  • Analisis
  • Artikel
  • Cerita
  • KKM UNIBA
  • News
  • Opini
  • Publikasi
  • Repostase Kampung
  • Riset
  • Tadarus Buku
  • Uncategorized

Recent News

Doc. Tim Kreatif Suarasanggabuana

Hirup Pikuk Menjelang Merdeka: Refleksi Sejarah bagi Generasi Muda

Agustus 17, 2025
KKM 65 Uniba Edukasi Menyikat Gigi yang Benar di PAUD Nur Hidayah

KKM 65 Uniba Edukasi Menyikat Gigi yang Benar di PAUD Nur Hidayah

Agustus 15, 2025
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Terms & Conditions
  • Contact

© 2024 Suarasanggabuana - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Home
  • Narasi
    • Artikel
    • Opini
  • Puisi
  • Umum
  • Publikasi
  • Kirim Tulisan

© 2024 Suarasanggabuana - All Rights Reserved.